Self-Efficacy

Bandura (1977) mendefinisikan self-efficacy(efikasi diri) sebagai keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk melakukan tugas dan mencapai tujuan. Dia mengatakan bahwa self-efficacy menentukan bagaimana orang merasakan, berpikir, memotivasi diri sendiri, dan berperilaku.

Orang dengan self-efficacy yang kuat lebih percaya diri dalam melakukan tugas. Mereka juga cenderung menetapkan tujuan yang lebih tinggi dan memiliki motivasi yang lebih tinggi. Mereka lebih mudah menerima tugas-tugas sulit karena mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang harus dikuasai daripada ancaman yang harus dihindari.

Self-efficacy dikembangkan berdasarkan kinerja masa lalu, pengalaman perwakilan, persuasi sosial, dan perbandingan sosial (Bandura, 1977; Schunk dan DiBenedetto, 2016). Dalam bidang pendidikan, banyak peneliti menemukan bahwa efikasi diri mempengaruhi prestasi, strategi belajar, motivasi, dan pengaturan diri (Schunk dan DiBenedetto, 2016), termasuk dalam pengambilan keputusan (Reed, Mikels, & Löckenhoff, 2012).

Orang dengan self-efficacy yang tinggi menetapkan tujuan yang lebih tinggi dan lebih percaya diri dalam melakukan tugas untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka menganggap tugas-tugas sulit sebagai tantangan, bukan hambatan atau ancaman yang harus dihindari (Bandura, 1977). Sebaliknya, orang dengan efikasi rendah memandang tugas yang sulit sebagai hambatan atau ancaman dan berfokus pada kekurangan mereka dan mencari alasan untuk keluar daripada mencari cara untuk mengatasi kesulitan tersebut. Mereka memiliki motivasi yang rendah dan komitmen yang lemah untuk melakukan tugas seperti itu (Schunk, 1991).

Pada sisi lain, menurut Bandura (1977), orang dengan self-efficacy rendah memandang tugas yang sulit sebagai ancaman. Mereka memiliki motivasi yang rendah dan komitmen yang lemah terhadap tujuan yang ingin mereka capai. Ketika mereka menghadapi tugas yang sulit, mereka cenderung fokus pada kekurangan diri, lalu mencari alasan meninggalkan tugas daripada mencari cara agar berhasil melaksanakan tugas.

Self-efficacy dapat dinyatakan sebagai persepsi kesulitan (perceived difficulty) melaksanakan tugas (Kraft et al., 2005). Persepsi kesulitan tugas yang tinggi menunjukkan efikasi diri rendah. Selainknya, persepsi kesulitan rendah mencerminkan efikasi diri yang tinggi.

Referensi

Bandura, A. (1977), Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral change. Psychological Review, 84(2), 191-215. Available from: http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1977PR.pdf.

Kraft, P., Rise, J., Sutton, S., Roysamb, E. (2005), Perceived difficulty
in the theory of planned behaviour: Perceived behavioural control
or affective attitude? British Psychological Society, 44(3), 479-496.

Reed, A. E., Mikels, J. A., & Löckenhoff, C. E. (2012). Choosing with confidence: Self-efficacy and preferences for choice. Judgment and Decision Making, 7(2), 173–180.

Schunk, D.H. (1991), Self-efficacy and academic motivation. Educational Psychologist, 26(3-4), 207-231.