Niat Beli ataukah Minat beli?

Banyak tulisan ilmiah, khususnya skripsi dan tesis yang menggunakan istilah minat beli.  Sialnya, apabila dipertanyakan dalam ujian, mahasiswa tidak bisa disalahkan karena mereka merujuk pada berbagai buku yang menggunakan istilah minat beli.

Sebenarnya, apakah istilah ‘minat beli’ salah? Jawabnya ya. Dalam bahasa Inggris, minat diterjemahkan sebagai interest dan minat beli menjadi purchase interest. Sekarang, carilah konsep purchase interest. Pencarian menggunakan google.com memunculkan tulisan-tulisan asal Indonesia dan tak satu pun tulisan jurnal internasional bereputasi. Kenapa demikian? Karena memang tidak ada konsep buying interest atau purchase interest.

Mari kita simak lebih jauh. Dalam kamus Merriam-Webster (n.d.) dikatakan, “Interest is a feeling that accompanies or causes special attention to something or someone.” Artinya, minat adalah perasaan yang menyertai atau menyebabkan perhatian khusus terhadap sesuatu atau seseorang.

Dari pengertian di atas, kita dapat memahami bahwa something atau someone sebagai objek. Karena itulah dalam pemasaran dikenal konsep-konsep brand inetest dan retailer interest.

Purchase dan buying bukan objek melainkan bagin dari proses pengambilan keputusan konsumen, karena itu tidak layak disandingkan dengan kata ‘interest‘.

Akhirnya, apabila peneliti ingin meneliti ketertarikan atau want to know more suatu merek,  gunakanlah konsep brand interest. Kalau niatnya adalah meneliti keinginan, rencana, atau harapan konsumen membeli, maksud, mengunjungi, atau berbelanja melalui marketplace tertentu, gunakanlah konsep purchase intention, purchase willingness ataupun purchase expectation, seperti dijelaskan oleh Simamora (2022) di sini.

Daftar Referensi

Merriam-Webster. (n.d.). Interest (def. 1). In https://www.merriam-webster.com/dictionary/interest

Simamora, B. (2022). Decision, intention, expectation, willingness, and volition: Critics and comments. Jurnal Ekonomi Perusahaan29(1), 1–15. https://doi.org/10.46806/jep.v29i1.834