Last updated on April 7, 2025 by Bilson Simamora

Imperial War Museum (n.d.).Battle of Alamein. In Wikipedia.com. Retrieved from https://en.wikipedia.org/wiki/First_Battle_of_El_Alamein#/media/File:1stAlameinBritDefense.jpg
Alkisah, salah satu perang terkenal pada perang dunia kedua adalah perang Afrika Utara, yang disebut Africa Campaign. Dalam perang itu, Italia berniat menyerang kota Alexandria untuk mengusir Inggris dari Mesir. Serangan itu dapat dipukul mundur Inggris dan pasukan Italia dikejar sampai ke Libya. Melihat bestie-nya terdesak, Hitler mengirimkan bala bantuan yang dipimpin jenderal terbaik Nazi Jerman: Rommel.
Gabungan pasukan Italia dan Jerman berhasil melakukan serangan balik. Inggirs mundur sampai El Alamein, yang tinggal beberapa kilometer dari Kairo. Di kota kecil ini Inggris dan sekutunya, di bawah pimpinan jenderal Auchinleck, berniat menahan gerak maju gabungan tentara Italia dan Jerman.
El alamein adalah celah gurun sempit. Di utara terdapat laut Mediterania dan di selatan adalah cekungan Qattara. Celah itu dianggap ideal sebagai lokasi bertahan sambil menunggu bala bantuan datang. Pada sisi lain, Rommel berpikir bahwa Inggris dan sekutunya harus segera dikalahkan sebelum memperoleh bala bantuan.
Sasaran ’bertahan’ yang dipilih Auchinleck masuk akal sebab dia belum memiliki cukup tentara dan peralatan untuk memukul balik tentara Jerman. Sasaran ’mengalahkan’ yang dipilih Rommel juga masuk akal, sebab dengan kemenangan beruntun yang dialaminya, moral pasukannya sedang tinggi pada saat moral pasukan Auchinleck masih lemah karena kekalahan beruntun yang dialami dan belum datangnya bala bantuan. Inti cerita ini adalah: pemilihan sasaran harus sesuai dengan situasi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.
Menurut Thompson dan Strickland (2003), capaian kinerja organisasi yang diharapkan, yakni target dan hasil (result) atau keluaran (outcomes) yang ingin dicapai. Apabila diekspresikan sebagai hasil (result) atau keluaran (outcomes) yang ingin dicapai, maka capaian yang diharapkan dinamakan goals, sedangkan apabila diekspresikan dalam bentuk pernyataan terukur, maka capaian yang diharapkan disebut objectives. Namun, kalau diterjemahkan, kamus Inggris-Indonesia memberikan terjemahan yang sama untuk keduanya, yaitu sasaran.
Sebenarnya, goals dan objectives terkait sangat erat. Biasanya, goals dipakai untuk menggambarkan capaian yang diharapkan dalam bentuk gambaran keadaan akhir (misalnya menjadi market leader). Capaian tersebut dijabarkan ke dalam capaian jangka waktu tertentu (time-specific) yang dapat diukur (measurable) dan dinamakan objectives (misalnya menguasai 60% pangsa pasar dalam lima tahun).
Kebingungan mungkin terjadi apabila kita ingin mengetahui perbedaan arti antara objectives, goals, mission, vision dan purpose. Walaupun tidak dimaksudkan untuk membahas pengertian kelima konsep tersebut, pada Tabel 1 disajikan penjelasan singkat tentang mereka. Dalam artikel ini, objectives dan goals kita terjemahkan hanya dengan satu kata, yaitu sasaran. Apakah sasaran dimaksud adalah goal atau objective tergantung dari cara mengekspresikannya. Apabila dinyatakan dalam bentuk keadaan akhir (end results) yang tidak terukur, maka sasaran ddimaksud adalah goal. Apabila dinyatakan sebagai target terukur dan dibatasi kerangka waktu (time-specific), maka sasaran dimaksud adalah objective.
Tabel 1. Objectives, Goals, Purpose, Mission dan Vision
Arti | Contoh | |
Visi hidup saya | Gambaran tentang menjadi orang seperti apa anda di masa depan | Saya menjadi orang yang mampu membantu keluarga, masyarakat dan lingkungan hidup melalui pengetahuan dan kekayaan saya |
Tujuan saya kuliah | Alasan kenapa saya kuliah | Untuk memiliki kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan dan menghadapi tantangan hidup di masa depan. |
Misi saya kuliah | Apa yang saya lakukan (what to do) untuk mencapai visi | Mampu memanfaatkan kesempatan dan menghadapi tantangan hidup di masa depan. |
Goals | Hasil akhir kuliah yang diharapkan | Mampu menggunakan ilmu dan keterampilan yang diperlukan untuk mengenal dan memanfaatkan kesempatan serta menghadapi tantangan dan menghadapi permasalahan dalam hidup. |
Objectives | Target atau sasaran terukur | *IPK >3.5 *Terampil mengoperasikan Excel, SPSS, dan LISREL. *Dapat membuat video dengan aplikasi OBS. *TOEFL>500 |
Sasaran Bisnis dan Sasaran Pemasaran
Sasaran Bisnis
Sasaran bisnis dapat dikelompokkan menjadi: sasaran keuangan (financial objectives) dan sasaran strategik (strategic objectives). Sasaran keuangan adalah hasil dan keluaran keuangan yang ingin dicapai organisasi. Sasaran strategik adalah hasil-hasil yang mencerminkan peningkatan daya saing (competitiveness) dan posisi bisnis (business position) yang lebih kuat.
Rincian sasaran keuangan dan strategik disajikan pada Tabel 1. Menurut Thompson dan Strickland (2003), pada akhirnya memang sasaran strategik bermuara pada sasaran keuangan. Namun, hal lain yang diperoleh melalui sasaran ini adalah posisi bersaing yang lebih kuat dan prospek jangka panjang yang lebih cerah.
Tabel 1. Rincian Sasaran Keuangan dan Strategik
SASARAN KEUANGAN | SASARAN STRATEGIK |
|
|
Sumber: Thompson dan Strickland (2003)
Sasaran Pemasaran
Sasaran pemasaran termasuk sasaran fungsional yang diturunkan dari sasaran bisnis (Pearce & Robinson, 1994; Thompson & Strickland, 2003). Karena dikaitkan dengan strategi dan program pemasaran (Rust et al., 2004), sasaran terkait pasar lebih terinci pada level pemasaran dibanding level bisnis. Sekalipun demikian, pada dua pendapat yang akan kita lihat berikut ini, terdapat perbedaan pendapat tentang sasaran pemasaran.
Menurut Kokkinaki dan Ambler (1999) sasaran pemasaran dapat diringkas ke dalam lima kategori: Sasaran finansial (seperti turnover, contribution margin, dan profits).
- Sasaran persaingan pasar (seperti pangsa pasar, pangsa iklan dan pangsa promosi).
- Sasaran perilaku konsumen (seperti penetrasi pasar, loyalitas konsumen dan perolehan konsumen baru),
- Sasaran antara berbasis konsumen (seperti brand recognition, kepuasan dan purchase intention).
- Sasaran langsung konsumen (seperti tingkat distribusi, profitabilitas perantara dan kualitas layanan).
- Sasaran keinovatifan (seperti peluncuran produk baru dan penerimaan dari produk baru dibanding keseluruhan produk).
Sampaio et al. (2011) menyajikan 22 sasaran pemasaran, yang terbagi ke dalam empat kategori, seperti diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2. 22 Sasaran Pemasaran menurut Sampaio et al. (2011)
Perilaku konsumen dan perantara | |
| |
Keuangan | |
| |
Pasar dan Inovasi | |
| |
Promosi | |
|
Sumber: Sampaio et al. (2011)
Sejalan dengan Thompson dan Strickland (2003), Kokkinaki dan Ambler (1999) serta Ambler et al. (2002), menyatakan bahwa sasaran keuangan adalah yang terpenting dibanding sasaran-sasaran lainnya. Menurut Rust, Ambler, Carpenter, Kumar dan Srivasta (2004), sasaran keuangan harus dianggap sebagai sasaran akhir semua sasaran pemasaran. Untuk itu, sasaran pemasaran harus dianggap sebagai sebuah hirarki, yang hasil akhirnya adalah sasaran keuangan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang sasaran pemasaran menurut Seggi et al. (2007) adalah:
- Berorientasi ke belakang ataukah ke depan? Apakah penetapan sasaran adalah berupa forecasting berbasis data masa lalu (backward-looking) ataukah ditetapkan berdasarkan perkiraan tentang perkembangan lingkungan pada masa yang akan datang (forward-looking)? Yang terbaik adalah berorientasi ke masa depan.
- Jangka pendek ataukah jangka panjang? Perusahaan perlu membedakan sasaran jangka pendek dan sasaran jangka panjang (Pearce dan Robinson, 1994). Menurut Seige et al. (2007), apabila implimentasi strategi dapat menghasilkan efek jangka pendek, misalnya promosi penjualan (seperti diskon, potongan harga, hadiah), maka sasaran yang ditetapkan adalah jangka pendek. Seige et al. (2007) juga menyebutkan bahwa apabila perubahan lingkungan terjadi cepat, maka sebaiknya sasaran di buat dalam jangka yang lebih pendek.
- Menggunakan data makro ataukah data mikro? Pada Gambar 1 diperlihatkan bahwa sasaran ditetapkan berdasarkan analisis situasi. Tentu, dari analisis tersebut diperoleh insight tentang situasi yang akan dihadapi perusahaan. Sebagaimana lazimnya, insight tersebut diambil dari data yang bersifat umum atau data makro. Misalnya, terjadi penurunan pangsa pasar 5%. Angka ini ada data makro. Data tentang siapa saja pelanggan yang keluar sehingga pangsa pasar turun, adalah data mikro. Apabila yang keluar itu adalah pelanggan yang sangat loyal selama ini, maka penurunan tersebut adalah hal serius. Sebuah sasaran hendaknya didasarkan pada data makro dan mikro sekaligus.
- Dari metrik independen sampai metrik kausal. Sebuah sasaran dapat ditempatkan independen, bisa pula saling berhubungan satu sama lain. Rust et a. (2004) melihat sasaran pemasaran sebagai ukuran-ukuran produktivitas yang saling berhubungan satu sama lain (Gambar 1). Pada akhirnya, menurut mereka, sasaran-sasaran pemasaran akan berujung pada sasaran keuangan.Dengan memperlakukan sasaran pemasaran sebagai ukuran-ukuran yang berhubungan kausal, perusahaann memperoleh paling tidak dua keuntungan. Pertama, aktivitas-aktivitas pemasaran dapat dipertanggungjawabkan secara keuangan. Menurut Harvey (1991), apabila bentuk hubungannya kausal, maka pengaruh sasaran awal (misalnya sikap konsumen) dan mediasi (misalnya penjualan) terhadap sasaran akhir (misalnya ROI) dapat ditulis sebagai persamaan matematika, misalnya:Dengan persamaan tersebut, dampak keuangan dapat diprediksi. Pada contoh, setiap peningkatan satu satuan sikap akan meningkatkan ROI sebesar 0.8%. Namun, harap diingat bahwa perumusan persamaan matematika dimaksud harus dilakukan secara cermat. Yang disajikan di sini hanya contoh dan tentu disederhanakan. Kedua, menurut Seige et al. (2007), sasaran antara dapat dipakai untuk mengontrol pencapaian sasaran akhir.
Gambar 1. Contoh Hirarki Sasaran
Sumber: Rust et al. (2004)
- Dari absolut ke relatif. Perusahaan tidak sendirian dalam industri di mana ia berada. Dengan demikian, ukuran-ukuran pemasaran (marketing metric) seharusnya dibandingkan secara relatif dibanding pesaing. Ukuran relatif lebih akurat dibanding ukuran absolut. Misalnya, ukuran penjualan, dapat dipakai dalam bentuk absolut (misalnya 350.000 unit per tahun), dapat pula dalam ukuran relatif (misalnya pangsa pasar = 7.5%). Apabila dikaikan dengan ROI, seharusnya hubungan pangsa pasar lebih akurat dibanding penjualan. Sebab, dengan pangsa pasar berbeda, perusahaan membutuhkan biaya pemasaran berbeda untuk men-stimulasi penjualan. Masalahnya, untuk memperoleh data relatif, perusahaan sulit memperoleh data pesaing. Tetapi, apabila perusahaan memiliki pusat data yang merekam segala informasi dan sinyal-sinyal pesaing, masalah tersebut dapat diatasi.
Syarat-syarat Sasaran Pemasaran yang Baik
Apa syarat-syarat sasaran yang baik? Pearce dan Thomson (1994) menjawabnya dengan terlebih dahulu membedakan sasaran jangka panjang dan sasaran tahunan. Menurut mereka, sasaran jangka panjang yang baik adalah: diterima (acceptable), fleksibel (flexible), dapat diukur (measurable), menyemangati (motivating), sesuai (suitable), dapat dimengerti (understandable) dan dapat dicapai (achievable).
Sasaran tahunan adalah sasaran terukur dan spesifik yang ditetapkan pemasaran (unit organisasi), yang diharapkan memberikan sumbangan pada strategi induk (grand strategy) perusahaan. Sasaran demikian harus dikaitkan dengan sasaran jangka panjang, terintegrasi dan terkoordinasi dengan sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan lain, terukur dan memiliki skala prioritas.
RINGKASAN
Sasaran bisnis adalah target kinerja organisasi, yakni hasil atau keluaran yang ingin dicapai. Sasaran bisnis dapat dikelompokkan menjadi sasaran keuangan dan sasaran strategik. Sasaran keuangan adalah kinerja keuangan yang ingin dicapai. Sasaran strategik adalah hasil-hasil yang mencerminkan daya saing atau posisi bisnis yang ingin dicapai. Sasaran strategik akan menghasilkan sasaran keuangan.
Sasaran pemasaran adalah turunan sasaran bisnis. Sasaran pemasaran dapat diringkas ke dalam enam kategori, yakni sasaran finansial, sasaran persaingan pasar, sasaran perilaku konsumen, sasaran antara berbasis konsumen dan sasaran keinovatifan. Sasaran keuangan adalah yang paling penting di antaranya.
Beberapa karakteristik sasaran pemasaran: orientasi ke depan versus ke depan, jangka panjang versus jangka pendek, menggunakan data makro versus data mikro, independen versus kausal serta absolut versus relatif. Sasaran yang baik harus memenuhi syarat-syarat: diterima, fleksibel, dapat diukur, memotivasi, sesuai, dapat dimengerti dan dapat dicapai.
REFERENSI
Harvey, C.M. (1991). Models of tradeoffs in a hierarchical structure of objectives. Management Science, 37(8), 1030-1042
Kokkinaki, F. and Ambler, T. (1999) Marketing performance assessment: An exploratory investigation into current practice and the role of firm orientation. Working paper no. 99-114., Marketing Science Institute, Cambridge, MA
Pearce II, J.A. & Robinson, Jr., R.B. (1994). Formulation, Implementation, and Control of Competitive Strategy. 5th Edition. Burr Ridge: Irwin
Rust, R.T, Ambler, T., Carpenter, G.S, Kumar, V., Srivasta, R.K. (2004). Measuring marketing productivity: Current knowledge and future directions. The Journal of Marketing, 68(4), 76-89
Sampaio, C.H., Simoes, C., Perin, M.G. & Almeida, A. (2011). Marketing metrics: Insights from Brazilian managers. Industrial Marketing Management 40,8-16. DOI: 10.1016/j.indmarman.2010.09.005, 08/12.2011
Seige, S.H., Cagusvil, E. & Phelan, S.E. (2007). Measurement of return on marketing investment: A conceptual framework and the future of marketing metrics. Industrial Marketing Management 36, 834–841. DOI:10.1016/j.indmarman.2006.11.001
Thompson, Jr., A.A. & Strickland III, A.J. (2003). Strategic Management Concepts and Cases. New York: McGraw-Hill Companies.